Kompas.com - Sosis, ham, daging asap, dan daging olahan
lainnya sebaiknya mulai Anda kurangi konsumsinya. Menurut studi
terbaru, kebiasaan mengasup daging olahan tersebut berkontribusi pada
kematian di usia muda.
Dalam laporan yang dimuat dalam jurnal BMC
Medicine para peneliti menyimpulkan bahwa daging yang diproses terkait
erat dengan penyakit kardiovaskular, kanker, dan kematian di usia muda.
Yang perlu diwaspadai dari daging olahan tersebut adalah penggunaan garam yang tinggi serta bahan-bahan kimia sebagai pengawet.
Penelitian
mengenai efek diet tinggi daging olahan tersebut dilakukan dengan
mengikuti orang dari 10 negara selama hampir 13 tahun.
Mereka
yang mengonsumsi lebih dari 160 gram (setara dengan dua sosis dan satu
iris daging babi asap) daging yang diproses setiap hari, risiko
kematiannya pada kurun waktu 13 tahun 44 persen lebih besar dibanding
dengan mereka yang hanya makan 20 gram daging olahan.
"Mereka
yang hobi mengonsumsi daging, terutama daging yang diproses, biasanya
juga memiliki gaya hidup kurang sehat," kata Prof.Sabine Rohrmann dari
Universitas Zurich.
Memang orang-orang dalam penelitian tersebut
selain suka makan daging olahan umumnya juga merokok, obesitas, dan
punya gaya hidup buruk lainnya.
"Berhenti merokok sebenarnya
lebih penting daripada mengurangi daging. Tetapi saya tetap
merekomendasikan orang untuk mulai membatasi konsumsi daging olahan,"
katanya.
Penelitian sebelumnya juga pernah mengaitkan antara
daging yang diproses, seperti daging asap, burger, atau hot dog,
meningkatkan risiko kanker usus.
Dr.Rachel Thompson dari World
Cancer Research Fund menyebutkan, sekitar 4000 kasus kanker usus bisa
dicegah jika konsumen membatasi asupan daging olahan kurang dari 10 gram
setiap hari.
Kendati begitu daging tetap disarankan untuk
dikonsumsi sebagai bagian dari pola makan sehat dan seimbang. Selain
daging merah, sumber protein yang baik lainnya adalah daging ayam, ikan,
serta kacang-kacangan.